Keberadaan sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan ekonomi di suatu tempat baik itu di bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur pasti akan menghasilkan limbah. Namun sejatinya, setiap ada kehidupan maka disana pula pasti akan ada limbah yang dihasilkan, termasuk limbah rumah tangga dan penyelenggaraan pemerintahan sekalipun. Tentu saja limbah tersebut juga beragam, ada yang menggolongkannya berdasarkan bahan berbahaya dan beracun atau organik dan anorganik.

Kelestarian lingkungan hidup bergantung kepada perilaku manusianya. Kerusakan alam dan pencemaran salahsatunya disebabkan oleh adanya limbah yang tidak dikelola dengan baik dari rumah tangga, pemerintah, maupun perusahaan, apalagi limbah tersebut tidak ramah lingkungan. Selain itu, pemanfaatan sumber daya alam yang tidak bijak juga dapat menjadi penyebab kerusakan alam atau lingkungan hidup.

Sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk mengendalikan limbah yang dihasilkan dari dirinya secara individu maupun secara sosial, yang memiliki aktifitas di rumah maupun di tempat bekerja, serta bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam yang dianugerahkan dari Tuhan kepada kita.

Dalam hal ini, kita mungkin pernah mendengar istilah Green Company sebagai program pelaku usaha di dalam menjalankan kegiatan usahanya. Yaitu sebagai perusahaan yang senantiasa beretika di dalam menjalankan bisnisnya melalui perhatian terhadap kelestarian lingkungan hidup juga sebagai tanggungjawab sosial terhadap keberadaannya dimana bisnis tersebut dijalankan atau beroperasi.

Bahkan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup mendukung perusahaan yang menjalankan Green Company melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER).