Description
Indikasi
Kontrasepsi oral.
Posologi
- Cara pemakaian untuk siklus pertama :
Sehari 1 (satu) tablet, dimulai dari hari pertama haid, diminum tablet (warna biru) dengan penunjuk anak panah yang diberi lingkaran biru, selama 21 hari jangan terputus, disusul dengan tablet yang lebih besar (warna putih) selama 7 hari. Pil KB harus di telan tanpa di kunyah, setiap hari pada waktu yang sama, sebaiknya setelah sarapan atau makan malam. - Bila telah menghabiskan kemasan pertama, mulailah dengan kemasan baru dengan segera tanpa berhenti keesokan harinya, dengan aturan pakai yang sama.
Kontraindikasi
- Penderita yang mempunyai riwayat atau mengalami gangguan tromboflebitis atau tromboemboli.
- Penyakit arteri serebrovaskular atau koroner.
- Dicurigai atau menderita kanker payudara.
- Kanker endometrium atau diduga neoplasia estrogen-dependent.
- Perdarahan abnormal genital yang belum diketahui penyebabnya.
- Penyakit kuning selama kehamilan atau karena penggunaan obat kontrasepsi sebelumnya.
- Penyakit hati yang parah atau kanker hati.
- Diketahui atau dicurigai adanya kehamilan.
- Hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Peringatan & Perhatian
- Bila metoda kontrasepsi oral ini digunakan untuk pertama kalinya, harus memakai tambahan cara pencegahan kehamilan tanpa hormon (kecuali pantang berkala dan pengukuran suhu badan) selama 14 hari pertama.
- Sebelum memakai obat ini perlu dikonsultasikan dulu dengan dokter.
- Bila terjadi tanda-tanda proses tromboemboli, pengobatan harus segera dihentikan.
- Merokok dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular, resiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan perokok berat. Wanita yang berumur lebih dari 35 tahun diharuskan berhenti merokok bila menggunakan kontrasepsi oral.
- Penggunaan kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko yang serius yaitu infark miokard, tromboemboli, penyakit serebrovaskular, stroke, hepatic neoplasia, kanker payudara, endometrium, ovarium dan kanker serviks, penyakit gallbladder (penyakit kelainan kandung empedu) dan hipertensi, walaupun resiko serius morbiditas atau mortilitas sangat kecil pada wanita sehat. Resiko morbiditas atau mortilitas meningkat secara bermakna dengan adanya faktor resiko seperti hipertensi, hiperlipidemia, obesitas dan diabetes.
- Pasien perlu diberitahu bahwa obat ini tidak dapat melindungi dari infeksi HIV (AIDS).
- Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap tekanan darah, payudara, abdomen dan pelviks, termasuk cervical cytology dan tes-tes laboratorium secara periodik.
- Wanita yang sedang diobati hiperlipidemia harus dimonitor karena progestogen dapat meningkatkan level LDL .
- Pengobatan harus dihentikan bila timbul penyakit kuning.
- Kontrasepsi oral dapat menimbulkan retensi cairan.
- Hati-hati bila digunakan pada wanita yang mempunyai riwayat depresi dan hentikan pengobatan bila timbul depresi yang serius.
- Pemakaian kontrasepsi oral dapat mempengaruhi hasil tes laboratorium tertentu.
- Jangan digunakan pada wanita menyusui, karena obat ini (kontrasepsi oral) diekskresikan melalui ASI.
- Hentikan penggunaan kontrasepsi oral bila terjadi penglihatan kabur/hilang.
- Hentikan penggunaan obat kontrasepsi ini bila terjadi keadaan depresi serius. Hati-hati pemberian pada penggunaan yang mempunyai riwayat depresi.
Efek Samping
- Efek samping yang serius yaitu tromboflebitis, tromboemboli arteri, pulmonary embolism, infark miokard, perdarahan serebral, trombosis serebral, hipertensi, penyakit gallbladder, penyakit hati yang parah, atau tumor hati yang ganas.
- Efek samping lain yang dapat terjadi : trombosis mesentrik, trombosis retinal, mual, muntah, kejang perut, breakthrough bleeding, spotting, perubahan haid, amenorea, terjadi perubahan pada payudara, penyakit kuning kolestatik, migrain, ruam, depresi mental, kandidiasis vagina.
- Efek samping yang pernah dilaporkan, congenital anomalies, sindrom premenstrual, katarak, neuritis optik, perubahan nafsu makan, sakit kepala, gugup, pusing, hirsutisme, rambut rontok, eritema multiformis, eritema nodosum, erupsi hemoragik, vaginitis, porphyria, gangguan fungsi ginjal, jerawat, perubahan libido, kolitis, serebral vaskular, lupus-like syndrome, Budd-Chiari syndrome, Cystitis-like syndrome.
Reviews
There are no reviews yet.